menanti

Wildan Fauzy
Jurnal Online

--

Photo by Anthony Tran on Unsplash

Tidak ada yang mampu menghentikan waktu, dia terus berputar, tanpa peduli ada yang kelaparan, apalagi ada pembunuhan di gang sempit perumahan kumuh, peduli setan tentang rindu, waktu tetap saja berputar, menanti memang hal sangat menyenangkan jika saja orang yang kita nantikan ada dipelukan.

baru saja tadi sore ada meteor jatuh menimpa gubuk yang sudah miring, terbakar tidak ada sisa, hanya bau gosong tulang berbungkus kulit, tidak ada daging, seorang lelaki lanjut usia sendirian terbakar oleh meteor di dalam gubuk yang miring, sudah lama menantikan kiriman rantang yang berisi makanan siap saji.

hanya meminum air putih setiap harinya satu gelas, dan memakan nasi sekali selama seminggu, lelaki lanjut usia itu terus menanti kedatangan surti yang sudah setengah abad meninggalkan lelaki lanjut usia dan gubuk yang miring, surti pamitan keluar gubuk untuk mencari beberapa batang kayu di hutan dekat gubuk.

hari sudah sore, surti tidak kunjung pulang, lelaki lanjut usia itu sudah menyiapkan teh hangat tanpa gula, dan beberapa gorengan ubi, menanti de depan gubuk, menghitung serangga yang lewat di depan pandangan, surti belum datang juga, tidak terasa sudah tengah malam, udara yang dingin membuat lelaki itu menggigil tidak karuan, sempat tertidur dan memanggil nama surti.

akhirnya lelaki lanjut usia tumbang di sepertiga malam, tersungkur di tanah yang basah, tertidur dengan pulas berasalkan tanah dan beratapkan langit, hingga terbangun karena banyak serangga yang menghampiri badan yang berbau tanah kering, surti tidak kunjung datang, pikiran lelaki itu tidak karuan, rasa khawatir sudah menjelma menjadi nafas.

menanti dan terus menanti, lelaki lanjut usia duduk diam matanya tidak lepas memandang hutan di seberang masih menanti kedatangan surti yang malang, sempat berpikiran untuk menyusul ke dalam hutan mencari surti, tetapi dia tidak mau surti menunggu jika saja surti sampai di gubuk dan tidak menemukan lelaki lanjut usia itu.

rupanya surti diculik oleh sekelompok alien, dan menyekapnya selama setengah abad, karena terganggu oleh tangisan lelaki lanjut usia, suaranya nyaring hingga terdengar di seluruh planet bima sakti, sekelompok alien itu mengutuk surti menjadi meteor.

tengah malam tepat pada hari ulang tahun surti, sekelompok alien melempar surti yang sudah menjadi meteor ke gubuk yang dihuni oleh lelaki lanjut usia, terbakar dan hanya tersisa penantian yang tidak berujung datang.

--

--

Wildan Fauzy
Jurnal Online

sometimes read sometimes write, but more often sleep.